Pages

SOLO GETHEK FESTIVAL 2012




Solo Gethek Festival kembali digelar tahun ini, diikuti 11 peserta dengan hiasan gethek yang beraneka ragam. Gethek merupakan perahu kecil yang dibat dari bambu yang dirakit kemudian diikat dengan tali.  warga banyak yang sudah datang menonton sejak pagi dari awal persiapan acara. Saya pun bergegas pukul 08.00 sudah berada di tempat. 


Sebelum acara tim SAR sudah memulai persiapan dan briefing guna kelancaran dan keamanan acara. Tidak hanya dari tim SAR namn jga dari Kepolisian juga turut berjaga untu ketertiban acara.



Warga berkerumun di dekat gethek yang di "parkir" di tepi sungai. Hiasan-hiasan pada gethek menarik perhatian beberapa warga sehingga sempat dijadikan obyek foto narsis juga. Selain gethek di situ juga terdapat tempat penukaran voucher dengan ikan asin dan jajanan, warga pun berebutan saat penukaran dibuka.






Cukup lama saya menunggu pemberangkatan gethek ini, saat menunggu para peserta juga sedang melakukan persiapan seperti mengangkut peralatan yang akan dibawa diatas gethek. Peralatannya salah satunya  seperti drum untuk tabuhan serta persiapan kostum peserta.


Makin lama cuaca pun semakin panas, beberapa anggota Tim SAR dan warga sempat berteduh di bawah pohon di pinggir sungai. Saat saya sedang berjalan di depan mereka saya tidak menyangka ada batu berbentu kubus yang terjatuh dan terdapat tulisan "Batas Kota Solo-Sukoharjo." Sempat heran kenapa benda seperti itu dibiarkan terlantar seperti itu. Sampai pada akhirnya Pak Rudi, Walikota Solo yang baru yang menggantikan posisi Pak Jokowi datang, warga pun ramai ingin bersalaman. Selama acara juga ada hiburan musik keroncong dan campursari.




Ahirnya sekitar pukul 11.00 siang gethek berangkat. Pak Walikota berada di gethek pertama dan melambaikan tangan pada warga yang menonton. Tak hanya di sekitar venue saja namun di seberang sungai pun warga ramai menonton festival gethek ini. Peserta gethek ini macam-macam baik segi kostum maupun peralatannya, gethek pertama yang dinaiki Pak Walikota ada gunungan dari tumbuhan palawij dan sayur-mayur, kemudian ada yang menggunakan drum, kostum hewan, bahkan suku primitif.





Di garis finish yaitu di daerah Jurug, sambil gethek sampai disediakan hiburan seni tradisional seperti tari topeng, jaran kepang, bahkan reog diiringi musik tradisional pula, warga pun sudah banyak yang berada disana. Sebelum sampai pada garis finish gethek ini mampir ke Kampung Sewu untuk acara Apem Sewu, namun karena kendala teknis saya tidak dapat gambarnya, hehe.





Sebelum gethek-gethek sampai tim SAR  memasang tali pembatas agar gethek tidak kebabaslan terbawa arus Sungai Bengawan, kegiatan itu sampai mengundang perhatian warga yang lewat jembatan Bengawan, ada yang masih tidak tahu dengan bertanya "Ada apa itu to mas?" tapi ada pula yang sudah tahu, "Getheknya masih lama yo mas?" Begitu mereka bertanya pada saya.


Akhirnya gethek pun sampai di garis finish, warga menyambut dan tak lama langsung gethek, peserta, dan peralatannya diangkut naik dan warga pun ada yang berebut gunungan di gethek Pak Walikota. Salah satu yang berebut ada anak-anak yang berhasil mendapat jagung.





Cukup meriah acara ini berlangsung namun jumlah gethek yag terlalu sedikit jadi agak mengurangi greget, tapi yang penting semoga acara-acara seperti ini terus diadakan agar ciri khas kota Solo sebagai kota budaya tetap terjaga dan warga pun senang.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar